Rabu, 29 Oktober 2014

Supernatural Communion





Eksposisi Singkat 1 Yohanes 1:1-10

Christian Communion bukan perkumpulan manusia, tapi persekutuan yang berlandaskan dari dan pada Allah. Yesus adalah hidup kekal, persekutuan dengan Dia adalah persekutuan hidup yang kekal.
Tapi perkumpulan dari orang-orang yang masih “berdosa” dan dalam dunia yang berdosa. Kondisi manusia secara umum memang berdosa/total depravity/total corruption. Itulah sebabnya dalam komunitas Kristen pun (gereja, keluarga Kristen) kita masih menemukan masalah-masalah dan kelemahan. 

Dalam perkumpulan Kristen memang ada hal-hal yang tidak “natural” atau “biasa” oleh karena persekutuan Kristen dimulai oleh “Yang illahi” yaitu Yesus. Persekutuan Kristen memperoleh kehidupannya oleh karena Yesus. 

Oleh sebab itu semua masalah dipersekutuan Kristen seharusnya diselesaikan dalam Yesus. Oleh sebab itu semua kemajuan dalam persekutuan Kristen seharusnya berlandaskan Yesus. Dengan berdoa dan Firman Tuhan maka iman kepercayaan kita akan menerima kekuatan “supranatural”/illahi dari Allah untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang muncul dalam komunitas umat percaya. 

Alkitab menyaksikan bahwa setelah mengalami dan menyaksikan Yesus sang Firman Hidup mengubahkan hidup para rasul dan komunitas. Mengalami dan menyaksikan Yesus membuat mereka menuliskan dan menyaksikan Hidup Kekal itu. Shine out/flow out community, komunitas yang menyaksikan penebusan dan pemulihan dari Yesus. 

Contoh Alkitab: 

-Yohanes mengalami ini, dia dulu minta kehormatan untuk duduk disebelah Kristus dan juga disebut Boanerges (anak guntur, meledak-ledak emosinya). Tapi akhirnya dia menjadi apostle of Love menurut tradisi. Dia menceritakan tentang Yesus yg supranatural mengubahkan hidupnya, dia menyaksikan kuasa dan kebenaran supranatural itu dalam dirinya.
-Meski terlibat konflik yang tajam hingga berpisah, namun akhirnya Paulus dan Markus kembali bersatu (Filemon 1:23-24, Kolose 4:10 dan 2 Tim 4:11)

Kamis, 10 Februari 2011

the Next three day 2

Sekarang kita akan membahas aspek-aspek dari film ini.
- Film ini menarik karena menunjukkan seseorang biasa menjadi seorang yang luar biasa karena suatu kepercayaan kepada istrinya. banyak sekali film yg menunjukkan seorang yg berkemampuan melawan "yg berwenang" seperti mantan tentara, mantan polisi, ahli bela diri, detektif, politisi, ahli komputer. namun disini tokoh utama benar2 "bodoh" dalam hal melawan hukum dan negara. mungkinkah ini jeritan hati dari orang yang tidak puas dengan negaranya? mungkinkah ini lebih cocok buat kita orang indonesia yang benar2 berkali2 dikecewakan oleh mafia peradilan, rekening gendut aparat polisi, bahkan ditilang oleh polisi di bundaran HI.

-Film ini juga menunjukkan bahwa hukum memiliki titik lemah yang bisa sangat mematikan orang tidak bersalah. namun disisi lain juga menunjukkan bahwa pengenalan yang sejati ternyata dimiliki oleh sang suami terhadap sang istri, "I know who you are" itu katanya kepada istrinya. film ini membawa saya untuk tidak terlalu mengandalkan hukum, pasti tiba saatnya dimana akhirnya hukum mengecewakan kita (walaupun saya harap jangan terlalu sering). Melatih diri untuk mempercayakan keadilan kepada Tuhan saya yang mengatakan "I know who you are." Siap-siaplah kecewa orang yang mengandalkan hukum terlalu banyak....sekaligus siap-siaplah kecewa orang yang mengandalkan hukum sebagai alat untuk kepentingan diri karena suatu saat hukum itu juga yg akan menggigit balik.

-Film ini juga mengajarkan suatu hal yang menantang. Melawan aturan negara demi kebaikan dan kepercayaan kepada istri. Negara berhak mendapatkan penghargaan warganya (thats why sang istri mengikuti pengadilan selama 3 tahun) namun saat negara gagal untuk menunjukkan kebenaran maka saatnya untuk melawan.... agar berbau makar sih... musti hati2 mengatakan ini. bisa2 nanti saya yang ditangkap, hehehehe.

-Film ini juga menunjukkan perlunya "dunia gelap" seperti mafia, pemalsu paspor dsb untuk penyeimbang dari kondisi negara yang telah mapan. "dunia gelap" menjadi seperti jalan alternatif saat semua jalan utama telah dipenuhi dengan sampah. nampaknya dalam sistem komputer, sistem negara maupun sistem apapun itu juga perlulah ditemukan "lubang2" yang ada. itu penting jika suatu saat sistem itu jatuh ke tangan yang salah, the only way to save it adalah dengan menggunakan lubang2 itu untuk melawan the system.

Ada masukan lagi?

The Next three day 1

Film the Next three day memberikan suatu gambaran baru tentang kondisi dunia sekarang yang hanya seluas akses internet. Film ini yg sangat menarik adalah menunjukkan bagaimana seorang awam mampu menjadi seorang yang "expert" dalam penipuan, pengintaian, pembobolan hanya karena informasi2 yang dia dapatkan di internet (tentu saja plus keberanian. nothing will happen without courage to work it out).
dulu hal seperti ini pernah terjadi waktu buku dicetak secara massal. saat itu yg pertama-tama booming adalah risalah2 dari Luther tentang kritiknya terhadap tradisi katolik saat itu. lalu tidak lama kemudian adalah pencetakan alkitab dalam bahasa jerman dan disusul yang lain. kondisi ini membawa alkitab sebagai suatu sumber yang dapat diakses atau dibaca oleh banyak orang. dampaknya dahsyat, orang-orang mulai membaca, bertheologi, membuat lagu-lagu berdasarkan alkitab yang mulai mudah untuk diakses ini. (sekedar info, pada abad pertengahan, alkitab ditulis dan dibacakan dalam bahasa latin. akibatnya rakyat jelata tidak tahu banyak tentang alkitab, apalagi jika harus membaca dan merenungkan firman Tuhan...."itu urusan pastor saja," pikir mereka")

merenungkan film ini dan kondisi saat ini, saya kembali berkaca lagi ke Kejadian 11. bagaimana jika seluruh pengetahuan itu 'dalam satu bahasa' alias begitu mudah diakases/didapatkan dan dimengerti? bukankah alkitab menuliskan bahwa hasilnya adalah "mulai dari saat ini apa yang mereka rencanakan akan terwujud". The next three day dengan berbagai macam bumbu keberuntungan telah menunjukkan hasilnya, seorang guru sekolah dengan keahlian seorang kriminal kawakan yang mempecundangi kepolisian.

Perenungannya adalah, informasi tersedia terlalu banyak bagi seorang manusia. oleh sebab itu supaya the whole bunch of information ini berguna bagi kita ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu TUJUAN. tanpa tujuan kita hanya terputar2 dalam dunia cyber yang menurut saya lebih luar dari bumi ini. tetapkan suatu tujuan dalam hidup kita dan bukalah internet maka pastilah internet sangat berguna.

Selasa, 11 Agustus 2009

Tuhan dan batu maha berat

Berkenaan dengan pertanyaan, “apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sedemikian berat sehingga Tuhan sendiri tidak bisa mengangkatnya?”

Pertanyaan ini diberikan untuk mengacaukan konsep/pemahaman tentang “kemahakuasaan Allah.” Jika Ia mahakuasa kenapa tidak bisa menciptakan batu yg sangat berat sehingga Ia tidak bisa mengangkatnya. Namun jika Ia mahakuasa mengapa Ia tidak bisa mengangkatnya.


Mari kita melihat pertanyaan ini:
“Apakah manusia yang omnivora itu bisa makan batu-batuan?”
(omnivora secara harafiah berarti “pemakan segala”, bandingkan dengan karnivora yi.pemakan daging dan herbivora yi.pemakan tumbuhan)
Tentu saja jawabannya “tidak bisa!”
Namun orang bisa balik lagi bertanya, “lho, bukankah manusia itu omnivora, yang artinya pemakan segala! Bukankah itu berarti manusia bisa memakan segalanya termasuk batu?”
Dari semi-dialog ini kita bisa melihat bahwa orang yang mengajukan pertanyaan itu salah memahami tentang kata “omnivora”. Omnivora itu dalam arti sesungguhnya (atau arti yang diajarkan di sekolah saya) merujuk pada makhluk yang bisa memakan daging dan tumbuhan. Tapi pasti tidak termasuk batu!

Nah serupa dengan hal di atas, pertanyaan, “apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sedemikian berat sehingga Tuhan sendiri tidak bisa mengangkatnya?” juga memiliki kesalahan yang mirip.

Secara logis sebenarnya pertanyaan ini bisa dinyatakan sebagai berikut,
Jika A maka B, Jika -B maka –A.
A=Allah Mahakuasa; B=mampu melakukan segala sesuatu; -A, -B (baca negasi A, negasi B). negasi artinya lawan dari. Negasi A berarti tidak mahakuasa, negasi B berarti tidak mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Banyak orang kemudian terjebak untuk membela Tuhan dengan menyatakan, “oh Tuhan bisa menciptakan batu yang demikian berat sehingga Ia tidak bisa mengangkatnya, namun Ia juga bisa mengangkatnya” justru menjadi tidak logis.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan kejelasan tentang hal ini saya mengajak kita untuk mencermati dulu pernyataan A / preposisi A, yaitu Allah Mahakuasa.

Allah yang Mahakuasa ini haruslah dipahami dalam terminologi sesuai dengan FirmanNya yaitu Alkitab sehingga tidak timbul salah mengerti.

Mari kita melihat kemahakuasaan Allah:
-Kejadian 1:1-3 = Allah berkuasa untuk menciptakan langit dan bumi
-Kejadian 1:9-24 = Allah berkusa untuk menciptakan makhluk hidup
-Kejadian 1:25-27 = Allah berkuasa untuk menciptakan roh manusia
-Kejadian 8-10 = Allah berkuasa menghancurkan/memunahkan dunia
-Keluaran 10: = Allah berkuasa “memanipulasi” alam (10 tulah)
-Mazmur 104 = Allah yang mencipta alam semesta, makhluk-makhluk hidup serta yang memelihara segalanya itu (mis.ay13-14, 27-28).

Melalui bagian-bagian itu kita melihat kemahakuasaan Allah yang melampaui segala kuasa alam, manusia maupun malaikat-malaikat. Segala yang ada bersumber daripadaNya. Segala kuasa yang dimiliki manusia, malaikat atau alam semua bersumber daripadaNya.

Nah, pertanyaannya sekarang adalah, “bisakah Allah menciptakan suatu hal (mis.batu) yang melebihi kuasaNya sendiri?”

Menurut kesaksian Alkitab, ternyata Allah memang tidak semahakuasa yang diduga orang. Namun justru karena “ketidakmahakuasaan” ini kita manusia bisa bersyukur.
-Allah tidak berkuasa untuk menciptakan “diri” yang melebihi diriNya. Ia adalah yang ultimat, yang paling sempurna, yang paling tinggi.
-Allah tidak berkuasa mencipta ciptaan yang sama dengan diriNya (oleh karena itu sang Firman dan Roh Kudus bukan dicipta, melainkan dari kekekalan sudah bersama-sama sebagai Allah (lih. Kej 1:2; Yoh 1:1))
- Allah tidak berkuasa menyangkali atau melawan diriNya sendiri, contoh mudahnya adalah, Allah yang mahakudus tidak bisa dengan kuasaNya menjadikan diri “berdosa”, jahat atau tidak kudus. Lih. Yak.1:13&17, serta 1 Yoh 1:5.
- Allah tidak berkuasa untuk berbuat tidak adil. Jika Ia murka dan menghukum selalu karena ada dosa, selalu ada alasan/tindakan yg telah melawan kekudusan Allah. (bdg.Rom 1:18-21).

Sekarang sudah jelas bahwa kata “Mahakuasa” tidak bisa dipahami dengan sembarangan sebagai “bisa melakukan segala sesuatu, entah yang baik atau buruk”

Pada saat ini saya menunjukkan satu permasalahan/kesalahan dari pertanyaan “apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sedemikian berat sehingga Tuhan sendiri tidak bisa mengangkatnya?” adalah permasalahan pada penggunaan kata dan konsep “kemahakuasaan”.

Oleh karena Tuhan tidak bisa untuk melawan diriNya sendiri maka saya berkesimpulan bahwa “kemahakuasaan” Allah itu terbatas oleh keberadaan diriNya. (His power is not more than His existence, His ultimate existence is the highest power can be)

Maka jawaban saya terhadap pertanyaan, “apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sedemikian berat sehingga Tuhan sendiri tidak bisa mengangkatnya?” adalah TIDAK BISA.